Skip to main content

Posts

Showing posts from 2010

Syair Sunyi Diatas Malam

Penulis                  : Cucu Sudiana Tgl Penulisan        : 27 Juli 2010 Pukul sebelas malam mataku masih terjaga dari alam yang dipenuhi ruh-ruh yang membayangiku, menajamkan pandangannya dengan pandangan getir, tak ada sedikit pun lembutnya mimpi yang selalu memanjakanku. Sesak yang ada didalam dadaku belum saja hilang. Mata-mata mereka membengkak, hatinya tertawa-tawa dengan kemenangan yang telah mereka raih. Sebagian dari kebahagiaan hidupku telah mereka cabik. Bendera kemerdekaan mereka kibarkan di atas tanah yang penuh dengan genangan caci maki. Dingin yang datang karena suhu yang berubah dan hujan yang cukup memberi kesal bagi para arwah yang sedang melaksanakan hajatnya untuk menakut-nakuti kejujuran orang. Baju tebal yang kini kukenakan tak kunjung memberi kehangatan, hanya suhu mendekati 0°C yang melekat erat dikedua tangan lalu menjalar ke sekujur tubuh.                 Perkataan jujur yang keluar dari setiap manusia penjilat memang dibutuhkan, meskipun terkadan

Bukan Kamu Orangnya!!!

Penulis                       : Cucu Sudiana Tanggal Penulisan           : 18 Juli 2010 Malam dingin diatas bukit membuat bulu tangan seorang perempuan berproporsi ideal berdiri kaku. Secangkir kopi hangat aroma jahe menemani kontak mata perempuan itu dengan pucuk-pucuk daun pohon pinus. Perkemahan diatas bukit Gunung Sawal Kota Ciamis yang sudah berlangsung selama dua malam. Api unggun ditengah perkemahan itu cukup membuat hangat, meskipun seringkali angin membelokan arah radiasi itu. “Akhirnya…. kini aku mengerti… apa yang ada dipikiranmu selama ini..” Suara lelaki berjaket tebal itu semakin menghangatkan suasana dikala orang lain sedang terbuai mimpi dan dicumbui khayalan-khayalan yang terbang diatas pikiran mereka. Petikan gitar yang ia mainkan membuat lagu d’Masiv yang saat itu sedang hits menjadi lebih syahdu. “Kau hanya ingin.. permainkan perasaanku..   Tak ada hati.. tak ada cinta……” Perempuan yang sejak tadi duduk membelakangi api unggun mulai ikut bernyanyi

Dibalik Pesanmu

Penulis           : Cucu Sudiana Tgl Penulisan   : 7 Juli 2010 Aku terdiam sudah cukup lama, sekedar menanti kabar apa yang t’lah dan belum ia lakukan. Sabtu kemarin rasa rinduku tertunda, hujan yang turun membatalkan rencana tatap muka antara aku dengannya. Keinginan pertamaku untuk berkunjung ke rumahnya, tertawa bersamanya dan saling menggenggam tangan untuk mencari ketulusan dibalik bola matanya. Satu yang perlu digarisbawahi hubungan kita masih baik-baik saja, namun aku menemukan keganjilan yang mungkin saja terjadi hal yang tidak diharapkan padanya. Pesan yang aku kirim kemarin sampai saat ini belum ada jawaban. Sempat aku tanamkan rasa benci akan hal ini, namun aku juga tidak mau menimbulkan kekeliruan yang hadir menyelimuti pikiranku. Bergegas kuraih tas ransel lalu menyalakan motor dan melesat ke jalanan. Aku berniat untuk pergi menemuinya secara langsung, cuaca yang tiba-tiba mendung tak sedikitpun menggentarkan aku, meskipun kini pakaian yang membalut di sekujur

Ciuman Petang

Penulis           : Cucu Sudiana Tgl Penulisan   : Juli 2010 Kala hujan berteriak dan mengeluarkan air matanya, disekeliling lelaki bermata agak sipit itu basah karena air mulai menggenangi jalan-jalan kecil yang turun. Dia berlari dan menghampiri sisi rumah yang teduh, namun juga rumah yang lembab karena ditinggalkan pemiliknya. “Gak apa-apa dech..! Yang penting ng’gak kebasahan!” Lelaki itu menatap tiap sudut rumah yang gelap, berdebu dan penuh dengan jaring laba-laba. “Hari ini gelap, mendung dan hujan, tapi aku berharap besok adalah hari yang terang, cerah dengan senyum matahari yang mempesona..!” Udara bertiup dari pojok mata angin dan melemparkan kertas yang terselip dari buku yang aku pegang. Sambil menoleh aku menghela nafas panjang dan sesekali memproyeksikan sosok yang ada di otakku. “Hhmm.. Gadiest..” JJJ Pusaran jiwa terhenyak, debaran jantung lelaki berjeans hitam dan berkaos merah meninggi, konsentrasi pikirannya mulai goyah. Sebelah tangannya menggeng