Karakteristik
budaya (meliputi tujuh unsur kebudayaan) masyarakat di Dusun Golat Tonggoh,
Desa Golat, Kecamatan Panumbangan,
Kabupaten
Ciamis.
Dalam ilmu sosiologi, dimanapun kita berada, baik
itu di lingkungan rumah maupun ketika kita melakukan kunjungan ke luar daerah,
ke luar kota, bahkan sampai ke luar negeri, kita akan selalu menemukan tujuh
unsur kebudayaan dalam masyarakat.
Ketujuh
hal ini, oleh Clyde Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul Universal
Catagories of Culture (dalam
Gazalba, 1989: 10), disebut sebagai tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal (cultural
universals). Artinya, ketujuh unsur ini akan selalu kita temukan
dalam setiap kebudayaan atau masyarakat di dunia. Unsur-unsur ini merupakan
perwujudan usaha manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidup dan memelihara eksistensi diri dan kelompoknya. Adapun
yang menjadi karakteristik budaya di Dusun Golat Tonggoh adalah sebagai berikut
:
(1) Sistem religi dan upacara keagamaan.
Kepercayaan
merupakan pegangan yang sedikit banyaknya telah mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Mayoritas agamanya muslim, kegiatan keagamaan yang sering dilakukan
adalah pengajian rutin setiap pagi di akhir bulan pada hari Jum’at, biasanya
dilakukan pada pagi hari sampai menjelang siang, penceramahnya selalu
didatangkan dari luar daerah. Selain itu Ada juga hal-hal yang masih dianut dan melekat mengenai
kepercayaan di dalam masyarakat Dusun Golat Tonggoh, misalnya sebagai berikut:
v
Ketika seseorang tidak diketahui keberadaannya atau
dapat dikatakan meninggal tanpa ada berita kejelasannya, maka untuk ziarah dan
mendoakan dapat dilaksanakan di pemakaman sebagai pertanda telah meninggal dan
penaburan bunga (nyekar) di tempat
yang mempunyai persimpangan (jalan
cagak).
v
Terkadang mistis tentang sesuatu yang berbau magic
terkesan sangat istimewa, jika seseorang mengalami mimpi tentang suatu petunjuk
lalu orang tersebut mempunyai keberanian untuk mendatangi tempat yang
ditunjukkan dalam mimpi itu, sebagian orang ada yang berhasil menemukan batu
magic seperti batu giok, batu satir, besi
kuning, batu merah delima, dll. Sebelum mendapatkan batu magic itu, orang
yang bersangkutan akan mengalami hal yang berbau mistis pula, seperti
ditemukannya sosok makhluk halus di tempat petunjuk yang kemudian harus diambil
sendiri dengan kedua tangannya, yang katanya makhluk halus tersebut dengan
sendirinya akan berubah menjadi batu magic, atau dengan penemuan ular besar,
dll. Namun pada sekarang ini, hal tersebut sudah lama tidak didengar, entah
kenapa pengaruh mistis pada zaman dahulu sangatlah kuat.
Sistem
perekonomian di Dusun Golat Tonggoh masih dalam keadaan wajar, artinya meskipun
banyak barang-barang yang dinilai penting oleh sebagian orang, namun karena
kondisinya banyak dating dari kalangan menengah, maka kehidupan ekonomi masih
terasa sederhana saja. Sedangkan dalam pemenuhan kebutuhan, sebagian besar mata
pencaharian di Dusun Golat Tonggoh ini adalah petani yang bergerak di bidang
pesawahan, perkebunan, dan ladang. Kemudian Wiraswasta dengan menjual
produk-produk berupa sandal, sepatu, mainan, dll di daerah lain, sebagian dari
mereka menjual dagangannya menggunakan sistem kredit, dengan ng’laju sebagai
system dagangnya.
Seiring
banyaknya program pemerintah yang berjalan, pengaruh besarnya dapat dirasakan
dengan membaiknya sistem kemasyarakatan, organisasi-organisasi pun banyak
bermunculan seperti organisasi kampong yang diketuai oleh seorang lurah dengan
masa jabatan lima tahun, dan bernaung dibawahnya RT (Rukun Tetangga) RW (Rukun
Warga, kemudian ada pula DKM (Dewan Kesejahteraan Mesjid) , Diniyah, PKK (Pemberdayaan
Kesejahteraan Keluarga), BKMM (Badan Kerjasama Majelis Ta’lim), KWT (Kelompok
Wanita Tani), Posyandu, hanya saja
organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna tidak ada sama sekali, karena
kurang pemberdayaan, dan baru pertengahan bulan Mei baru ada rencana
pembentukan Karang Taruna baru yang sudah vakum agak lama, namun belum
terealisasikan.
Bahasa
yang digunakan relatif sama, yaitu Bahasa Sunda. Namun untuk pendatang baru
yang tinggalnya sebentar atau lama sebagian besar menggunakan Bahasa Indonesia.
Dan sangat disayangkan banyak anak muda zaman sekarang dengan tata bahasa
Sundanya yang kurang baik, karena pengaruh bahasa asing yang banyak terlahir
tanpa memperdulikan ejaan yang benar sekalipun.
Pendidikan
yang sudah menjadi kewajiban dan kebutuhan sudah mulai melekat, hanya beberapa
anak saja yang tidak mendapatkan pendidikan berlebih karena keterbatasan biaya.
Kesadaran informasi juga sudah menjadi kebutuhan sehari-hari melalui kemudahan
yang didapat dari televisi.
Sarana
prasarana yang menunjang dalam kehidupan sudah cukup baik, namun ada beberapa
faktor keterbelakangan teknologi, seperti :
v Handphone
yang oleh sebagian orang dianggap kebutuhan primer dan sangat penting, bagi
segelintir orang di Dusun Golat Tonggoh ini tidak begitu dianggap kebutuhan
utama, karena fungsinya yang dianggap kurang memberi manfaat, dan penggunaannya
pun bisa dikatakan kurang dipahami oleh orang awam yang kebanyakan datang dari
kalangan petani dan umurnya sudah lebih dari kepala tiga.
v Kebutuhan
informasi berupa media cetak kurang diminati dibandingkan media elektronik
(televisi) yang sebagian besar telah dimiliki oleh setiap penghuni rumah.
v Alat
pengolah data seperti komputer atau laptop dapat dikatakan barang langka, dan
hanya orang yang bergerak di bidangnya saja yang mempunyai barang tersebut.
v Dalam
perihal memasak, berdasarkan peraturan pemerintah bahwa konsumsi gas lebih
diutamakan daripada minyak tanah. Meskipun demikian, karena Dusun Golat Tonggoh
letaknya tepat dibawah kaki gunung Syawal yang jarak dari kampong ke hutan
cukup dekat, maka penggunaan kayu bakar untuk memasak di tungku tidak pernah
hilang sama sekali.
Secara
turun temurun kesenian satu-satunya yang masih dijaga dan dilestarikan adalah Buncis dari tahun 70’an yang terdiri
dari angklung, dog-dog, kecrek, kendang.
Biasanya kesenian ini dibawakan satu tahun sekali dalam acara perayaan
hari kemerdekaan dan menjadi kesenian yang dibawa pawai ketika masyarakat pergi
bersama-sama ke lapangan upacara yang selalu dilaksanakan oleh seluruh Dusun di
satu Desa dalam satu upacara.
Selain
itu, ada juga kesenian yang lahir sebagai budaya masyarakat setelah panen padi
yang bernama Tayuban (bombang).
Tayuban ini selalu diadakan satu musim panen sekali, selain sebagai hiburan
masyarakat, Tayuban bisa dikatakan ungkapan rasa syukur kepada para nenek
moyang (leluhur). Adapun kegiatan yang ada didalamnya yaitu sejenis music
tradisional sunda yang biasa disebut karawitan dan diselingi tarian-tarian
orang tua yang umurnya lebih dari lima puluh tahun.
Siiip a...
ReplyDelete