Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2012

Mata Peluru

3 Desember 2012 [Manusia] Pagi terlalu cepat datang untuk mengetuk pintu Lampu tidurku masih menyala di sudut kamar Terlalu rapat ketika kucoba menghirup napas pertama di hari dinginku Kutarik kembali selimut tebal yang telah bergumpal di kakiku [Makhluk Angkasa] Aku tak mengenal waktu.. Tuhan tidak memberikanku akal pikiran mengenai bagaimana caranya hidup Yang kutahu hanyalah perubahan cuaca dan pergantian siang dan malam Dan aku lebih suka keadaan gelap yang damai dibandingkan terang yang membunuhku [Manusia] Seragamku lengkaplah sudah Senapan mesinku telah penuh kuisi dengan mata peluru Perut buncitku pun telah penuh kuisi dengan dosa Kabut tebal perlahan pudar tibalah masaku mengalirkan darah [Makhluk Angkasa] Kutemui kembali pria yang menyebalkan itu Sebatang rokok yang memakan usia mudanya dibantingkan ketika ia melihatku Benda yang ada di bahunya itu dijulurkan tepat ke arahku Terakhir yang kudengar hanyalah dentuman keras dan hujaman

Samakah Beban Kita??

Cucu Sudiana 2 Desember 2012 Suara malam kembali berdendang Di tumpukan batu-batu itu mereka bersembunyi Musim penghujan yang telah menyapa tanah selama berminggu-minggu masih setia mengalirkan keprihatinannya Naluri manusia yang berubah-ubah juga emosi yang meluap-luap tidak memberikan keuntungan yang berarti Apakah masih ada yang berkenan dengannya Seekor makhluk tanah yang populasinya mulai menurun akibat keegoisan manusia Ataukah memang suaranya tak senyaring dahulu? Tiada lagi memberi kehangatan bagi hamba Tuhan yang terlambat pulang Jenis makanan seperti apakah yang mereka telan setiap hari? Lalu cairan seperti apakah yang akan melanjutkan hidupnya? Pernahkah ia mengeluh? Tentang kemarau kemarin yang panjang.. Tentang penghujan yang memberikan banjir terhadap urat nadi Negara Kupikir mereka dapat terbang lepas ke angkasa Laksana kunang-kunang dan serangga lainnya Hidup tanpa beban dan hidup di dalam nadirnya Maka.. disaat bait hujan mulai