Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2013

JEMARIMU...

Jemarimu… Semua bermula saat tatapan mata ini tertuju pada sosok perempuan yang cukup menarik dalam segi kepribadiannya. Dia adalah anak Sekolah Menengah Atas di sebuah kota yang cukup terkenal dengan bukit sepuluh ribunya, Tasikmalaya. Perempuan yang kini duduk di bangku kelas 3 Sosial ini sebenarnya adalah muridku, lalu siapakah aku ini?? Mahasiswa Geografi tingkat akhir yang tengah bergelut dengan seragam berwarna abu-abu dan biru dongker, bertugas untuk memberikan pengajaran terbaik dengan menciptakan suasana belajar yang nyaman. But…shit!! Seorang guru PPL kadang-kadang dipandang sebelah mata, dan di kelas yang satu ini, cukup membuatku gerah karena setiap aku datang ke kelas, mereka terkesan acuh. Malahan ketika aku sedang mencoba memberikan apa yang telah aku pelajari semalaman, salah seorang murid ada yang enak-enakan ngobrol, bercanda dengan saling melempar potongan kertas kecil, bahkan ada yang manggut-manggut gara-gara ngantuk. Agggrrrrrhhhhtttttt………….! Tapi buat sek

MATA-MATA KECIL (PART 3/END)

“Hanna..! Yohanna..! Cepetan bangun…! Kamu harus temenin aku!” Hanna mengucek matanya, pandangannya yang masih buram perlahan-lahan kembali jelas, ditangkapnya raut wajahnya yang pucat pasi. “Udah waktunya ya?” Hanna yang sudah menyanggupi permintaan temannya itu segera merapikan diri. Sapu usang dan perlengkapan lainnya yang mungkin dibutuhkan sudah lengkap dibawa. Perjalanan dari rumah Vallen menuju kampus terasa jauh dan lama, jalanan yang lengang menimbulakn suasana yang tidak mengenakan. “Kamu yakin Len? Sudah nyiapin mental kamu?” Bunyi hembusan yang cukup keras terdengar. “Aku siap dengan semua risiko yang mungkin datang..” “Baguslah kalo begitu..” Pintu gerbang kampus itu terlihat, cukup berjalan beberapa menit saja mereka berdua telah sampai di ruang UKM Teater. Ruangan itu tidak tampak seperti biasanya, base camp yang membesarkan nama mereka di kampus kini menyimpan beribu pertanyaan. “KLIK..!” Pintu ruangan itu terbuka, lampu terang yang menyinari selu

MASA LALU

Masa Lalu 23 Agustus 2013 Malam.. Dibalik kesunyianmu yang mencekam aku dapat bermain-main dengan pikiranku sendiri Berkhayal hingga ribuan mill dari pikiranku Menembus rentang waktu yang berlalu dan tanpa tersadari mereka semakin menjauh Ada dua jenis masa lalu Yang pertama yang ingin selalu kita ingat Dan yang kedua yang selalu ingin kita lupakan Namun terkadang yang selalu ingin kita lupakanlah yang selalu kita ingat Sungguh aneh! Hei Malam..!! Tak bisakah kau membangitkan memori indah setiap orang untuk sama-sama kita nikmati? Sehingga aku tak akan bosan

MATA - MATA KECIL (BAGIAN 2)

Sejak kejadian itu Valen kembali menjalani aktivitas seperti biasanya, kejadian-kejadian ganjil kini pergi entah kemana. Kepingan DVD yang ia temukan masih tersimpan di dalam kamarnya, namun tak berani lagi ia memutar video misterius itu. Hal itu tentu saja membuat hari-hari yang dilalui Valen sangat tenang, ia bernapas seperti sedia kalanya. Terik mentari di siang itu sepertinya terlalu panas untuk kulit lengan Valen yang saat itu tengah menuju ruang latihan teater. “Panas sekali” Keluh Valen sembari mengusap lengan dengan telapak tangannya. Hari itu hari Minggu di pertengahan Januari. “Valen!!” Seseorang dengan pita merah di belakang kepalanya menyapa keras-keras. “Ya ampun, badan kamu kecil tapi suara kamu kenceng juga ya!!” “Jhaha..Masalah buat loe??” “Tentu ajah masalah besar, kuping aku lama-lama bisa jebol tau!!” “Hush jangan bicara sembarangan, nanti didengar Tuhan” “Ooppzz…becanda denk!!hehe” “Nich!!” Sekaleng soda Hanna tawarkan. Rasanya minuman i