Sudah banyak pengorbanan yang dilakukan oleh Olive, seorang perempuan yang telah lama kukenal sejak SMA, ketika saat kegiatan PRAMUKA itu berlangsung, dia bernyanyi di ujung malam bertemankan hangatnya bara api unggun yang menggerogoti dinginnya malam. Aku menatapnya dengan cermat, mungkinkah dia seorang yang akan menjadi berharga? Diriku masih menimbang-nimbang. Jika biasanya orang-orang atau teman sebayaku yang lain menginginkan sosok pujaan hati dalam wujud yang sempurna, dalam artian cantik fisik, rupa, sorot mata dan sebagainya namun tidak denganku, cantik dalam pandanganku berarti IQ tinggi, bintang kelas, mempunyai keahlian, punya visi, ahh... mungkin aku terlalu berlebihan. Dalam waktu yang tidak dinyana, ada sebuah kesempatan untuk dekat dengannya, ini momen yang tepat, dengan melihat segala kemungkinan dan hipotesis yang ada aku dapat menyimpulkan ini akan sangat mudah. Dan ternyata ia memang benar, cinta semasa SMA tidak terlalu banyak pertimbangan, tidak seperti cint
SuKa nuLis aPa z yg Aku suKa...