Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2012

Lirik Lagu Rinni Idol – Mimpi Besarku

Mungkin udah gak asing lagi buat para pecinta musik tanah air. Nama Rinni yang melejit berkat ajang sebuah program pencarian bakat di salah satu stasiun televisi swasta kini ngeluarin single baru dengan genre music sedikit ke-Korea-Korea githu dech. Single yang bertajuk Mimpi Besarku itu merupakan lagu ciptaan Ade Govinda, katanya sich isi liriknya merupakan curhatannya Rinni, ciee..ciee.. kayaknya ada yang masih gak bisa ngelupain seseorang nich..hehe Finally… single yang reff’nya pernah dibocorin di sebuah ajang musik itu gak boleh kalian lewatkan. Buat yang butuh liriknya nich dia!!!!! Rinni Idol – Mimpi Besarku Song & Lyrics: Ade ‘Govinda’ Intro Tak bisa aku melupakanmu Walau kau bukan milikku lagi Tak biasa aku hidup tanpamu Terbiasa kau perhatikan aku * Aku dan kamu itu dia do’aku    Aku dan kamu itulah mimpi besarku Reff: Bagaimana nasib cintaku hatiku masih hidup di ragamu Masih saja ku menganggapmu aku pasanganmu seperti dahulu Tak bisa

Lirik Lagu The Titans - Senyummu

The Titans – Senyummu Intro: Ku tak’kan tersiksa saat kau ada di sisinya Ku tak’kan terluka bila kau harus bersamanya Aku rela terbakar api cemburu Namun itu kan kulakukan untukmu Reff: Hanyalah dirimu di sudut hatiku mengisi keheningan jiwaku Ku ingin senyummu selalu untukku Meski cinta ini tak akan bersatu…. Int: Biarkanlah sudah biarkanlah ini adanya Jangalah merubah jangalhan merusak sehalnya Mungkin hanya ini jawabannya Jangan ada penyesalan yang tak bermakna Tak kan pernah.. Interlude: Reff: Hanyalah dirimu di sudut hatiku mengisi keheningan jiwaku Ku ingin senyummu selalu untukku Meski cinta ini hooo…. Hanyalah dirimu di sudut hatiku mengisi keheningan jiwaku Ku ingin senyummu selalu untukku Meski cinta ini tak pernah bersatu hooo….

“Aku dan Mereka”

“Aku dan Mereka” By: Cucu Sudiana Sabtu, 6 Oktober 2012 02:16 PM Dengan lemas aku menatapnya, melihatnya berlalu lalang dengan senyuman yang mungkin ia paksakan. Dari balik dinding yang tipis dirinya masuk dan keluar melalui tangga-tangga muda dengan umurnya yang masih sangat belita. Tempat ini baru bagiku, pelan-pelan aku bercengkrama dengan suara-suara yang sebelumnya tak aku kenali, tak pernah aku dengar sebelumnya, dan sama sekali tak pernah aku menginginkannya. Sembilan belas manusia berurutan beranjak naik dan turun lantai, keluar masuk ruangan yang dipenuhi kayu-kayu mati yang diam-diam menyimpan satu pesan. Pesan dari sebuah perkembangan zaman, entah dapat bertahan sampai kapan mereka menahan amarah yang membuncah di masing-masing kepalanya. Dentuman keras di gendang telingaku hanya mampu menyembunyikan perasaan yang tak beraturan. Jika aku menjadi sebuah benda, maka aku akan meminta diriku sendiri menjadi sebuah bom waktu yang siap meledak kapan saja. D