Lelaki
itu membanting pintu dan mengeraskan suaranya kearah perempuan yang terdiam diatas
lantai dengan mata sembab dan pipi yang basah. Kejadian seperti ini sudah berulang
kali aku lihat, rasanya kehadiranku sebagai anak dari buah cinta mereka tak ayalnya
seperti jiwa-jiwa yang lain tanpa rasa yang timbul dari hati nurani mereka.
Aku
masih tak mengerti dengan pertengkaran yang terjadi di depan mataku, dengan usiaku
yang masih sangat dini untuk mengerti dan memahami permasalahan orang dewasa.
“Sudah
saya bilang, kamu itu perempuan yang tidak berguna dan tidak bisa apa-apa!!”
Lelaki
yang sebenarnya adalah ayah kandungku sendiri yang tak pernah memperhatikan aku
bahkan memberi aku sapaan hangat ketika pulang sekolah memalingkan muka di
depan ibuku dan beranjak pergi dari ruangan yang sesak dan penuh keraguan bagiku.
Pernikahan
orang tuaku adalah pernikahan tanpa restu. Tak ada cinta diantara mereka dan tak
ada sepatah kata pun pernyataan sayang yang terlontar. Ibuku yang telah kuanggap
sebagai perempuan terkuat yang pernah aku miliki adalah perempuan yang selalu mengalah
dalam segala hal, mungkin ia terluka dengan perlakuan orang yang sangat disayanginya
namun ia bertahan dari waktu ke waktu seolah dirinya kuat dibalik air mata yang
selalu mengalir setiap harinya.
“Ma..
Mama baik-baik aja??”
Aku
memberanikan diri mengangkat pembicaraan untuk mengetahui keadaan ibuku.
“Mama
baik-baik ajaNak, Mama hanya sedikit lelah..”
Pelukan
hangatnya mencair di tubuhku dan mengalirkan kehangatan yang mampu meredam ketakutanku
terhadap sosok lelaki terutama ayahku.
“Ini
bukanlah hal yang besar, semuanya akan baik-baik saja.”
Rasanya
telah puluhan bahkan ratusan kali aku mendengar kata-kata seperti itu. ‘Semua akan
baik-baik saja’ Mungkin itu hanyalah kata ampuh yang dapat menghentikan pertanyaanku.
Aku
merasa berada dalam posisi yang salah, kelahiranku di dunia mungkin adalah sebab
dan akar dari permasalahan yang selalu mereka ributkan. Aku tak mengetahui siapa
yang salah dan siapa yang benar? Yang jelas aku merasa tidak berguna untuk keduanya.
-o[__]o-
Dengan
pandangan yang berpendar-pendar aku mencari kembali ingatan ibuku yang mungkin
bisa aku ambil. Tujuh belas tahun sudah ibuku bertahan dengan semua tingkah
laku ayahku yang kasar, entah apa alasan ia bertahan, aku hanya mengira-ngira
mungkin alasan itu adalah aku.
Ada
sebuah buku usang yang mencuri perhatianku saat aku memasuki kamar ibuku.
Sekarang adalah hari Minggu, namun ibuku tetap masuk kerja karena ia hanyalah
seorang karyawan di sebuah perusahaan yang mengharuskan pegawainya untuk masuk
kerja setiap hari. Buku usang itu hampir menguning di setiap lembarannya, namun
usia dan waktu tak akan pernah bisa menghapus memori dan rasa pahit ibuku.
Tanpa
terasa pipiku terasa panas, menjalar kedalam mataku dan alhasil aku menjatuhkan
air mata, kenangan pahit yang ibuku rasakan tertulis jelas di dalam buku
berukuran 13X18cm itu. Aku menyebutnya sebuah buku ‘Black Note’ karena memang
isinya adalah cerita pahit yang dialami orang terdekatku. Aaaaaggggrrrrhhhhttt…
Bagaimana aku bisa terus menarik napas dengan tenang sementara ibuku menarik
napas dengan rasa hampa.
Ternyata
benar, bahwa perdebatan yang selalu terjadi pada orang tuaku adalah karena
keberadaanku. Ibuku menikah di usia 20 tahun, disaat ia masih bergelut dengan
buku-buku tebal di bangku perkuliahannya. Ayahku lima tahun lebih tua dari
ibuku, mereka dipertemukan oleh perjodohan keluarga. Di satu sisi mereka memang
pasangan yang serasi, namun masalah muncul setelah pernikahan.
Ayahku
adalah seorang direktur perusahaan multimedia yang cukup terkenal luas.
Seandainya aku dekat dengannya mungkin aku sudah menjadi orang yang paling
pintar diantara teman-teman seusiaku karena ayahku adalah orang yang jenius. Ia
nampak sempurna, dengan peringai yang cukup hangat, tapi kenapa?? Aku tak
mengerti kenapa ia tidak bisa membuka hati terhadap ibuku.
“Aku hanya mampu
bertahan terhadap takdir dan mencoba berlapang dada atas apa yang telah
terjadi. Ibuku adalah orang satu-satunya yang dapat mengerti aku.”
“Nenek!
Aku harus menemui Nenek sekarang juga!”
-o[__]o-
“Semua
ini tak akan terjadi jika ayahmu mau menerima ibumu apa adanya”
Suara
perempuan setengah abad menggema di telingaku, suaranya parau, ada nada sendu
di setiap akhir kata yang ia lontarkan.
“Kenapa
Nek? Apa salah ibuku?”
“Ibumu
tidak salah sama sekali, ia sebenarnya perempuan yang kuat. Hal ini berawal
dari sikap ayahmu.”
Aku
mendengar napas Nenekku yang sesak.
“Aku
ingin mendengar semuanya Nek!”
“Perjodohan
kedua orang tuamu bisa dikatakan terjadi karena keterpaksaan. Ayahmu sukses
dalam segala hal, ia mempunyai segalanya, namun ia tak mempunyai hati untuk
ibumu! Ia adalah lelaki dengan satu cinta di hatinya. Cinta pertama dan
terakhir dalam hidupnya yang tak pernah tergantikan.”
“Jadi
ayahku tidak mau menerima ibu karena cinta pertamanya?”
“Itu
benar!”
“Lalu
aku?”
Nenekku
terisak, diantara lipatan usia di wajahnya terpampang jelas air mata yang mulai
keluar dari sudut matanya.
“Kamu
bukanlah darah daging ayahmu dan bukan pula darah daging ibumu.”
“Apaa??
Aku bukanlah anak dari kedua orang tuaku sekarang??”
“Itu
benar, ibumu mengadopsimu karena ia benar-benar kesepian”
Pendengaranku
mulai bermasalah, suara nenekku semakin samar, semua gelap, penat, pandanganku
pudar dan semua menghitam.
-o[__]o-
Ada
disaat aku bisa tinggal dengan nyaman, tak ada beban, tak ada makian yang
sering kudengar dan tak ada lagi sesak dalam dadaku. Inilah rumah singgahku
yang sekarang dan yang terakhir. Semua terasa sempurna. Apakah pesanku dapat
dipahami dengan baik oleh kedua orang tuaku? Pesan yang kutitipkan lewat saku
seragam sekolahku yang ternodai oleh darah yang mengucur dari kepalaku setelah
aku memutuskan untuk membantingkan kepalaku dari atas jembatan layang. Aku
berharap semoga ayah bisa membuka mata hatinya, meskipun sebenarnya ayah tahu
bahwa perjodohan itu dilakukan karena amanat dari keluarga ayah sendiri. Lalu
siapa yang paling terluka? Aku, ibu atau ayah sendiri?
"Mungkinkah kalian bisa bersatu jika aku tak ada?"
Cucu
Sudiana
26
Juni 2013
Cucu..!!!!
ReplyDeleteIni kah gaya kamu?
Like this ah..
(˘⌣˘)ε˘`)
kereeeennnnnn....
ReplyDeleteMUANTAAAAAFFFFFFFF... (y)
Terimakasih semuanya... #bungkuk2in_badan..:D
ReplyDelete